Nama Allah : Kita Hanya Bersandiwara Mempertahankannya

"Pelik Bin Ajaib. Dunia memang sudah hampir kiamat. Bila timbul isu nama Allah, orang yang tidak pernah ingin mengenal Allah, ingin muncul untuk membela Allah. Orang yang selalu menghina Allah, ingin berlagak sebagai pejuang Allah. Mereka hanya ingin mencari publisiti sebagai pembela agama padahal merekalah yang hampir 60 tahun meruntuhkannya. Merekalah yang telah menyemai di dalam sanubari anak anak kita, 'Allah hanya sekadar nama', yang penting adalah kemajuan duniawi.

Kenapa kita tidak bertanya kepada diri kita sendiri, kenapakah Allah Yang Maha Berkuasa, mengizinkan perkara ini berlaku di bumi Malaysia? Kenapakah perbicaraan tentang nama Allah diadili oleh orang yang tidak mengertipun pasal Allah? Tidakkah kita melihat seolah olah Allah ingin menghina umat Islam di Malaysia dengan sehina hinanya?

Jawapannya sangat mudah sebenarnya. Kerana di Malaysia, agama Islam di kepalai oleh orang yang tidakpun alim pasal agama. Tidakpun beramal dengan amalan yang sebenarnya dituntut oleh Islam.

Kita yang memilih pemimpin. Kita yang mengundi mereka dan apa yang menjadi ciri ciri pemilihan kita bukanlah agama yang ada pada mereka. Kita lebih suka mengangkat orang yang jahil tentang agama menjadi pilihan kita.

Di malaysia, terlalu ramai para ulama dan cendikiawan Islam tetapi mereka seolah olah tiada. Mereka bersembunyi di celah celah gunung pendapatan bulanan. Mereka sedang mendaki bukit bukit kemewahan. Mereka sedang memperdagangkan agama mereka untuk hasil yang mereka sendiri telah alim tentang fana'nya.

Mereka (para alim ulama) sedang ketawa dan tersenyum dengan kehidupan peribadi mereka yang lapang dan senang. Hati hati mereka telah keras seperti batu dan tidak tergentarpun agama mereka diinjak injak dan dipijak oleh para musuh mereka. Tidur mereka tetap lena beralaskan tilam empuk, hasil dari program program kuliah mereka sedang mereka lupa menyemai kasih sayang yang sebenarnya membela agama kepada para audien mereka.

Keputusan mahkamah tentang nama ALLAH sebenarnya adalah hasil sesuatu perjalanan. Ianya umpama buah yang sudah hampir masak. Padahal pokok pokok kemungkaran telah disemai sekian lama oleh pemerintah. Mereka siram dengan aqidah yang salah. Mereka bajai dengan baja kemungkaran. Maka tumbuhlah dahan dahan maksiat. Kembanglah bunga bunga sesat. Malangnya bila berbuah kehinaan, mereka pula melatah.

Yang paling celaka sebenarnya para ulama. Merekalah yang paling suka menjilat najis pemerintah. Merekalah yang paling laknat. Ilmu mereka hanya untuk cari makan. Mereka adalah syaitan yang berserban. Tidak cukupkah bagi mereka memberi peluang kepada pemerintah selama 60 tahun? Apakah mereka masih mahu menegur dengan cara baik? Apakah mereka masih berpegang wajib menyokong selagi ianya Islam?

Firman Allah : Al Baqarah ; ayat 14, 15 16 MafhumNya:

Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: " Kami telah beriman ", dan manakala mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka berkata pula:" Sesungguhnya kami tetap bersama kamu, sebenarnya kami hanya memperolok-olok (akan orang-orang yang beriman)".

Allah (membalas) memperolok-olok, dan membiarkan mereka meraba-raba dalam kesesatan mereka (yang melampaui batas itu).

Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan meninggalkan petunjuk; maka tiadalah beruntung perniagaan mereka dan tidak pula mereka beroleh petunjuk hidayah.